INFO BISNIS :

Jumat, 23 Maret 2012

KEPERAWATAN BATU GINJAL


INTERVENSI KEPERAWATAN BATU GINJAL



 

Nyeri (akut) b/d peningkatan frekuensi kontraksi ureteral, taruma jaringan, edema dan iskemia seluler pada penderita batu ginjal.

INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
1.                   Catat lokasi, lamanya/intensitas nyeri (skala 1-10) dan penyebarannya. Perhatiakn tanda non verbal seperti: peningkatan TD dan DN, gelisah, meringis, merintih, menggelepar.



2.                   Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan kepada staf perawatan setiap perubahan karakteristik nyeri yang terjadi.


3.                   Lakukan tindakan yang mendukung kenyamanan (seperti masase ringan/kompres hangat pada punggung, lingkungan yang tenang)

4.                   Bantu/dorong pernapasan dalam, bimbingan imajinasi dan aktivitas terapeutik.

5.                   Batu/dorong peningkatan aktivitas (ambulasi aktif) sesuai indikasi disertai asupan cairan sedikitnya 3-4 liter perhari dalam batas toleransi jantung.

6.                   Perhatikan peningkatan/menetapnya keluhan nyeri abdomen.



7.                   Kolaborasi pemberian obat sesuai program terapi:
-                                     Analgetik



-                                     Antispasmodik


-                                     Kortikosteroid



8.   Pertahankan patensi kateter urine bila diperlukan.
Membantu evaluasi tempat obstruksi dan kemajuan gerakan batu. Nyeri panggul sering menyebar ke punggung, lipat paha, genitalia sehubungan dengan proksimitas pleksus saraf dan pembuluh darah yang menyuplai area lain. Nyeri tiba-tiba dan hebat dapat menimbulkan gelisah, takut/cemas.
Melaporkan nyeri secara dini memberikan kesempatan pemberian analgesi pada waktu yang tepat dan membantu meningkatkan kemampuan koping klien dalam menurunkan ansietas.

Meningkatkan relaksasi dan menurunkan ketegangan otot.



Mengalihkan perhatian dan membantu relaksasi otot.


Aktivitas fisik dan hidrasi yang adekuat meningkatkan lewatnya batu, mencegah stasis urine dan mencegah pembentukan batu selanjutnya.

Obstruksi lengkap ureter dapat menyebabkan perforasi dan ekstravasasiurine ke dalam area perrenal, hal ini merupakan kedaruratan bedah akut.



Analgetik (gol. narkotik) biasanya diberikan selama episode akut untuk menurunkan kolik ureter dan meningkatkan relaksasi otot/mental.
Menurunkan refleks spasme, dapat menurunkan kolik dan nyeri.

Mungkin digunakan untuk menurunkan edema jaringan untuk membantu gerakan batu.

Mencegah stasis/retensi urine, menurunkan risiko peningkatan tekanan ginjal dan infeksi.



Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal dan ureter, obstruksi mekanik dan peradangan.

INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
1.                                                                         Awasi asupan dan haluaran, karakteristik urine, catat adanya keluaran batu.

2.                                                                         Tentukan pola berkemih normal klien dan perhatikan variasi yang terjadi.




3.                                                                         Dorong peningkatan asupan cairan.


4.                                                                         Observasi perubahan status mental, perilaku atau tingkat kesadaran.

5.                                                                         Pantau hasil pemeriksaan laboratorium  (elektrolit, BUN, kreatinin)
6.                                                                         Berikan obat sesuai indikasi:
-                                     Asetazolamid (Diamox), Alupurinol (Ziloprim)

-                                     Hidroklorotiazid (Esidrix, Hidroiuril), Klortalidon (Higroton)

-                                     Amonium klorida, kalium atau natrium fosfat (Sal-Hepatika)

-                                     Agen antigout mis: Alupurinol (Ziloprim)

-                                     Antibiotika

-                                     Natrium bikarbonat




-                                     Asam askorbat

7.   Pertahankan patensi kateter tak menetap (uereteral, uretral atau nefrostomi).
8.                                                                         Irigasi dengan larutan asam atau alkali sesuai indikasi.

9.   Siapkan klien dan bantu prosedur    endoskopi.
Memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi. Penemuan batu memungkinkan identifikasi tipe batu dan mempengaruhi pilihan terapi
Batu saluran kemih dapat menyebabkan peningkatan eksitabilitas saraf sehingga menimbulkan sensasi kebutuhan berkemih segera. Biasanya frekuensi dan urgensi meningkat bila batu mendekati  pertemuan uretrovesikal.
Peningkatan hidrasi dapat membilas bakteri, darah, debris dan membantu lewatnya batu.
Akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi toksik pada SSP.
Peninggian BUN, kreatinin dan elektrolit menjukkan disfungsi ginjal

Meningkatkan pH urine (alkalinitas) untuk menurnkan pembentukan batu asam.

Mencegah stasis urine ddan menurunkan pembentukan batu kalsium.

Menurunkan pembentukan batu fosfat


Menurnkan produksi asam urat.


Mungkin diperlukan bila ada ISK

Mengganti kehilangan yang tidak dapat teratasi selama pembuangan bikarbonat dan atau alkalinisasi urine, dapat mencegah pemebntukan batu.

Mengasamkan urine untuk mencegah berulangnay pembentukan batu alkalin.
Mungkin diperlukan untuk membantu kelancaran aliran urine.

Mengubah pH urien dapat membantu pelarutan batu dan mencegah pembentukan batu selanjutnya.
Berbagai prosedur endo-urologi dapat dilakukan untuk mengeluarkan batu.


Kekurangan volume cairan (resiko tinggi) b/d mual/muntah (iritasi saraf abdominal dan pelvis ginjal atau kolik ureter, diuresis pasca obstruksi.

INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL

1.   Awasi asupan dan haluaran


2.   Catat insiden dan karakteristik muntah, diare.



3.   Tingkatkan asupan cairan 3-4 liter/hari.


4.   Awasi tanda vital.


5.   Timbang berat badan setiap hari.


6.   Kolaborasi pemeriksaan HB/Ht dan elektrolit.

7.   Berikan cairan infus sesuai program terapi.

8.   Kolaborasi pemberian diet sesuai keadaan klien.



9.   Berikan obat sesuai program terapi      (antiemetik misalnya Proklorperasin/ Campazin).


Mengevaluasi adanya stasis urine/kerusakan ginjal.

Mual/muntah dan diare secara umum berhubungan dengan kolik ginjal karena saraf ganglion seliaka menghubungkan kedua ginjal dengan lambung.

Mempertahankan keseimbangan cairan untuk homeostasis, juga dimaksudkan sebagai upaya membilas batu keluar.

Indikator hiddrasi/volume sirkulasi dan kebutuhan intervensi.

Peningkatan BB yang cepat mungkin berhubungan dengan retensi.

Mengkaji hidrasi dan efektiviatas intervensi.

Mempertahankan volume sirkulasi (bila asupan per oral tidak cukup)

Makanan mudah cerna menurunkan aktivitas saluran cerna, mengurangi iritasi dan membantu mempertahankan cairan dan keseimbangan nutrisi.

Antiemetik mungkin diperlukan untuk menurunkan mual/muntah.




Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif, kurang akurat/lengkapnya informasi yang ada.

INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL

1.   Tekankan pentingnya memperta-hankan asupan hidrasi 3-4 liter/hari.


2.   Kaji ulang program diet sesuai indikasi.
-                                     Diet rendah purin
-                                     Diet rendah kalsium
-                                     Diet rendah oksalat
-                                     Diet rendah kalsium/fosfat


3.   Diskusikan program obat-obatan, hindari obat yang dijual bebas.



4.   Jelaskan tentang tanda/gejala yang memerlukan evaluasi medik (nyeri berulang, hematuria, oliguria)


5.   Tunjukkan perawatan yang tepat terhadap luka insisi dan kateter bila ada.


Pembilasan sistem ginjal menurunkan kesemapatan stasis ginjal dan pembentukan batu.

Jenis diet yang diberikan disesuaikan dengan tipe batu yang ditemukan.






Obat-obatan yang diberikan bertujuan untuk mengoreksi asiditas atau alkalinitas urine tergantung penyebab dasar pembentukan batu.

Pengenalan dini tanda/gejala berulangnya pembentukan batu diperlukan untuk memperoleh intervensi yang cepat sebelum timbul komplikasi serius.

Meningkatakan kemampuan rawat diri dan kemandirian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar